kLALENDER HINDU

Jumat, 12 Februari 2010

TENTANG RSI AGASTYA


RSI AGASTYA

Di dalam sejarah penyebaran Agama Hindu, Rsi Agastya adalah sangat terkenal jasa-jasanya. Menurut Pustaka Purana dan Mahabharata, beliau lahir di Kasi (Benares) sebagai penganut Siwa yang taat. Beliau merupakan sebagai pemegang obor dan memberi penerangan suci ke seluru pelosok. Beliau meninggalkan kota Kasi menuju ke selatan sebagai Dharmaduta menyebarkan Agama Hindu. Di India Selatan, Beliau dapat menaklukkan para Asura dan oleh karena ajaran-ajaran Dharmanya dapat menjadikan Daerah Selatan tempat perkembangannya Dharma. Kemuliaan nama beliau menyebar luas sampai ke India Belakang dan Indonesia sebagai penyebar agama Hindu. Di India Belakang nama beliau disebut dalam prasasti-prasasti.


Di Indonesia denagn jelas disebut dalam prasasti Dinaya. Di Jawa Timur pada abad ke 8 dibuatkan pelinggih untuk beliau. Oleh karena kebesaran dan kesucian Maha Rsi Agastya, maka juga disebut Bhatara Guru sebagai perwujudan Siwa di dunia mengajarkan Dharma. Di dalam sejarah agama Hindu di Indonesia, Maha Rsi Agastya disucikan namanya dalam prasasti-prasasti dan kesusastraaan-kesusastraan kuno. Yang terdahulu sekali menyebut nama beliau ialah prasasti Dinaya di Jawa Timur tahun Saka 682 di mana seorang Raja bernama Gajayana membuat pura suci yang sangat indah untuk Maha Rsi Agastya dengan maksud untuk memohon kekuatan suci untuk mengatasi kekuatan yang gelap. Juga di Porong (Jawa Tengah). Prasasti tahun Saka 785 menyebutkan bahwa “Selama matahari dan bulan ada di cakrawala dan selama dunia ini dikelilingi oleh empat Samudra, selama dunia ini dipenuhi oleh hawa, selama itu ada kepercayaan kepada Maha Rsi Agastya.”

Di Bali didapatkan pemuliaan nama Rsi Agastya sebagai saksi dan penguat sumpah-sumpah (Harichandana). Pemuliaan terhadap Bhatara Guru yaitu Maha Rsi Agastya tidak hanya terbatas pada Bali, Jawa dan Lombok saja tetapi juga di Sulawesi bagian Selatan, Kalimantan dan lain-lainnya. Mengingat usaha-usahanya dalam Dharmayatra ini maka banyak istilah-istilah yang diberikan kepada Maha Rsi Agastya di antaranya:

a. Agastya Yatra, artinya perjalanan suci yang tak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma.
b. Pita Sagara, artinya Bapak dari Lautan, karena mengarungi lautan-lautan yang luas demi untuk Dharma.

TENTANG YOGA

Yoga (Aksara Dewanagari योग) dari bahasa Sansekerta (योग) berarti "penyatuan", yang bermakna "penyatuan dengan alam" atau "penyatuan dengan Sang Pencipta". Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan. Masyarakat global umumnya mengenal Yoga sebagai aktivitas latihan utamanya asana (postur) bagian dari Hatta Yoga. Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernapasan, oleh tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun.[1][2]

Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogi, yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.

Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra lainnya.

Klasifikasi ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga.


Artikel ini adalah bagian dari seri
Filsafat Hindu
Ajaran Filsafat
SamkhyaYogaMimamsa
NyayaVaisisekaVedanta
Ajaran Vedanta
AdvaitaVishishtadvaita
DvaitaShuddhadvaita
DvaitadvaitaAchintya Bheda Abheda
Tokoh Filsafat Hindu
KapilaPatanjaliJaimini
GotamaKanadaRsi Vyasa
Pertengahan
Adi ShankaraRamanuja
MadhvaMadhusūdana
Vedanta DesikaJayatirtha
Moderen
RamakrishnaRamana
Swami VivekanandaNarayana Guru
RamakrishnaRamana
Sri AurobindoSivananda
Caturyuga
SatyayugaTretayuga
DwaparayugaKaliyuga

1. Sejarah Yoga

Ajaran Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada.

2. Catatan kaki

  1. The Bhagavad-Gita and Jivana Yoga By Ramnarayan Vyas
  2. Hatha Yoga: Its Context, Theory and Practice By Mikel Burley